Evolusi,
siapa yang tidak tahu dengan satu kata tersebut. Ya, Evolusi merupakan sebuah
teori yang dikemukakan oleh seorang revolusioner yang juga seorang ahli sejarah
alam bernama Charles Robert Darwin sekitar 150 tahun silam. Akan tetapi, sampai
sekarang teori tersebut masih di pertanyakan benar adanya. Lagipula teori
tersebut masih di pertentangkan oleh para ahli sejarahwan. Menurut darwin
makhluk hidup itu berasal dari zat mati yang bergabung secara kebetulan dan
membentuk makhluk hidup pertama. teori ini bukanlah hukum ilmiah maupun fakta
yang sudah terbukti kebenarannya. Semua yang dikemukakan darwin ini nyatanya
tidak berdasarkan bukti dan temuan ilmiah. Tapi, karena pada masa itu, sarana
dan prasana teknologi masih sangat keterbelakang menyebabkan segala hal tentang
evolusi belum diketahui benar adanya. Jadi ketika beliau menyatakan teorinya
banyak yang menyetujui dan meyakini apa yang di kemukakannya, terutama kaum
materialis. kaum materialis mencoba terus memaksakan teori evolusi yang berisi
dusta bahwa manusia tidak diciptakan, tetapi muncul atas faktor kebetulan dan
berevolusi dari jenis binatang – serta, dengan segala cara, berupaya
mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup. Kaum materialis meninggalkan
akal sehat dan nalar, serta mempertahankan omong-kosong ini di setiap
kesempatan, walaupun bukti ilmiah dengan jelas telah menghancurkan teori
evolusi dan menegaskan fakta kebenaran tentang penciptaan. Ya, Kini, berbagai
cabang ilmu pengetahuan seperti paleontologi, genetika, biokimia dan biologi
molekuler telah membuktikan bahwa tak mungkin makhluk hidup tercipta akibat
kebetulan atau muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Sel hidup adalah
struktur paling kompleks yang pernah ditemukan manusia. Ilmu pengetahuan modern
mengungkapkan bahwa satu sel hidup saja memiliki struktur dan berbagai sistem
rumit dan saling terkait, yang jauh lebih kompleks daripada sebuah kota besar.
Struktur kompleks seperti ini hanya dapat berfungsi apabila masing-masing
bagian penyusunnya muncul secara bersamaan dan dalam keadaan sudah berfungsi
sepenuhnya, jika tidak, struktur tersebut justru tidak akan berguna, dan
semakin lama akan rusak dan musnah. Tak mungkin semua bagian penyusun sel itu
berkembang secara kebetulan dalam jutaan tahun, seperti pernyataan teori evolusi.
Oleh sebab itulah, rancangan yang begitu kompleks dari sebuah sel saja, sudah
jelas-jelas menunjukkan bahwa Tuhan-lah yang menciptakan makhluk hidup. Salah
satu temuan utama yang juga meruntuhkan teori evolusi adalah catatan fosil.
Fosil adalah sisa-sisa
atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil,
sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Setelah kematian suatu
mahluk hidup, sebuah fosil akan muncul lewat pengawetan bagian-bagian keras
yang tersisa, seperti tulang, gigi, cangkang, atau kuku. Fosil secara umum
dianggap sebagai bagian satu tumbuhan atau binatang dalam keadaan membatu. Akan
tetapi, fosil tidak muncul hanya lewat pembatuan. Sebagian selamat hingga hari
ini tanpa cacat atau pembusukan struktur tubuh, seperti mamot yang membeku di
dalam es atau serangga serta spesies reptil dan invertebrata kecil yang
terawetkan dalam damar. Ketika mahluk hidup mati, jaringan-jaringan lunak yang
membentuk otot-otot dan organ-organnya segera mulai membusuk karena pengaruh
bakteri dan keadaan lingkungan. (Pada kejadian yang sangat jarang, seperti suhu
dingin di bawah titik beku air atau panas kering gurun pasir, pembusukan tidak
terjadi. ) Bagian-bagian organisme yang lebih tahan, biasanya yang mengandung
mineral seperti tulang dan gigi, dapat bertahan untuk masa yang lebih lama,
memungkinkan bagian-bagian itu untuk mengalami beraneka proses fisika dan
kimia. Proses-proses itu membuat pemfosilan terjadi. Karena itu, sebagian besar
bagian tubuh yang memfosil adalah tulang dan gigi vertebrata, cangkang
brakiopoda dan moluska, rangka luar krustasea tertentu dan trilobit, garis luar
organisme mirip karang, dan spons serta bagian-bagian berkayu tetumbuhan.
Ada
juga fosil yang berasal dari batu ambar. Jadi, di dalam batu tersebut terdapat
mahkluk hidup yang terjebak karena getah yang keluar dari pohon. Dari waktu ke
waktu getah tersebut mengeras sehingga menjadi sebuah batu yang kita sebut batu
ambar. Makhluk hidup tersebut tidak akan mengalami perubahan sedikit pun karena
langsung terputus dari sentuhan atmosfer di sekelilingnya sehingga tubuhnya
tersebut akan tetap ada secara keseluruhan. Biasanya yang terdapat dalam batu
amber adalah jenis serangga. Salah satu contohnya adalah batu ambar baltik yang
berisi nyamuk dan lalat di bawah ini yang diperkirakan berumur 40 dan 60 juta
tahun.
Fosil
– fosil yang kita lihat sama persis apa adanya dengan hewan yang masih hidup
sampai sekarang ini. Seperti fosil capung di atas, dari segi struktur tulang maupun
bentuknya sama persis dengan capung yang hidup saat ini. hal ini menjadi
kekalahan telak bagi teori evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan
selama ini, tidak ada satu pun bentuk peralihan (perantara) yang ditemukan,
yang seharusnya ada jika makhluk hidup berevolusi tahap demi tahap dari spesies
yang sederhana menjadi spesies yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan
oleh teori evolusi. Jika makhluk seperti itu ada, seharusnya jumlahnya banyak
sekali, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar. Lebih dari itu, sisa dan
kerangka makhluk semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau
bentuk-bentuk antara ini benar-benar ada, jumlahnya akan melebihi jumlah
spesies binatang yang kita kenal di masa kini. Seluruh dunia akan penuh dengan
fosil makhluk tersebut. Para evolusionis berusaha mencari bentuk-bentuk antara
ini di semua penelitian fosil yang menggebu-gebu, yang telah dilangsungkan
sejak abad kesembilan belas. Akan tetapi, sama sekali tidak ditemukan
jejak-jejak makhluk perantara ini, meskipun pencarian telah dilakukan dengan
penuh semangat selama 150 tahun. Singkat kata, catatan fosil menunjukkan bahwa
makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dan dalam wujud sempurna, bukan melalui
sebuah proses dari bentuk primitif menuju tahap yang lebih maju, seperti yang
dinyatakan teori evolusi. Kaum evolusionis telah berusaha keras untuk
membuktikan kebenaran teori mereka. Namun nyatanya, dengan tangannya sendiri,
mereka justru telah membuktikan bahwa proses evolusi adalah mustahil.
Kesimpulannya, ilmu pengetahuan modern mengungkapkan fakta yang tak mungkin
disangkal berikut ini: Kemunculan
makhluk hidup bukanlah akibat faktor kebetulan yang buta, melainkan hasil
ciptaan Tuhan.